Jakarta — Perguruan tinggi sebagai komunitas akademik sudah semestinya menggunakan pendekatan berbasis akademik untuk mengelola sumber dayanya. Pendekatan yang digunakan harus berdasarkan tujuan pendidikan tinggi yaitu menguatkan karakter pada calon pemimpin bangsa. “Tidak boleh nilai anarkis masuk ke kampus. Kampus harus memberi nilai keteladanan,”  ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh ketika melantik lima rektor di Gedung A, Kemdikbud, Senin (14/05).

Menteri Nuh mengimbau kepada para pemimpin perguruan tinggi untuk memahami prinsip-prinsip manajemen, birokrasi, dan berpegang teguh pada nilai dan tradisi budaya akademik. Jangan sampai demokrasi di universitas terjebak dalam demokrasi yang berbasis komunitas politik. “Perguruan tinggi berbeda dengan (partai) politik. Komunitas akademik adalah komunitas yang memegang teguh nilai-nilai akademik. Tidak semua nilai politik bisa diterapkan di kampus,” ujarnya.

Nilai-nilai akademik yang dimaksud Menteri Nuh salah satunya adalah nilai keteladanan dan kemanusiaan. Nilai tersebut harus ditanamkan dalam setiap diri mahasiswa. Begitu pula dukungan-dukungan untuk meningkatkan kualitas dosen, dan peningkatan sarana akademik, harus terus dikembangkan. “Muaranya adalah untuk membangun,” tuturnya.

Atmosfer akademik didorong untuk terus berkembang dalam kampus. Baik di laboratorium maupun pembelajaran reguler. “Tidak boleh kampus negeri pukul 13.00 atau pukul 14.000 sudah sepi kegiatan akademik,” katanya. Untuk itu, menteri Nuh mengimbau agar kampus menggunakan komunikasi berbasis keilmuan guna mendukung pembelajaran. (AR)

About 79anis

Man Jadda Wajada!"Siapa yang bersunggunh-sungguh, akan berhasil" kata-kata ini sangat mujarab....

Tinggalkan Pesan